Sebelum membahas 3,5G, ada baiknya kita tahu dulu teknologi yang sebelumnya. Soalnya dari survey yang saya lakukan, kebanyakan orang belum tahu apa sebenarnya istilah seperti GPRS,E-GPRS,UMTS/3G,HSDPA/3.5G, dan sekarang WiMax/4G. Ketika ditanya apa itu 3G, yang mereka jawab hanyalah handphone dengan dua kamera dan bisa melakukan video call, itu saja. Sebenarnya bukan itu teman - teman. Percuma punya handphone bagus tapi tidak bisa menggunakan fitur sebenarnya.
Perkembangan Teknologi Jaringan dari Generasi ke Generasi
1G --> AMPS
2G -->GSM dan CDMA
2,5G -->GPRS
2,75G -->E-GPRS
3G -->UMTS
3,5G --> HSDPA
Nah sekarang mari kita bahas dari teknologi jaringan generasi pertama
AMPS (Advanced Mobile Phone System)/1 Generation
Pada tahun 1980-an mobile phone pertama mulai diperkenalkan secara komersial di Amerika Serikat. Inilah generasi pertama seluler (1G). Sinyalnya masih sistem analog dengan cara kerja mirip radio AM/FM. Di Indonesia sendiri sistem ini muncul di tahun 1990-an lewat teknologi AMPS (Advanced Mobile Phone System). Kehadirannya diwarnai kemunculan operator berbasis teknologi AMPS. Tetapi banyak perusahaan yang gulung tikar karena perkembangan teknologi yang lebih tinggi. Era TDMA (Time Division Multi Access) dan CDMA (Code Division Multiple Access) datang menggantikan posisi 1G. Contoh teknologi dari TDMA adalah ponsel berteknologi GSM (Global System for Mobile Communication) yang sudah tak asing lagi bagi kita. GSM dan CDMA kemudian menjadi generasi kedua (2G). Dibandingkan CDMA, perkembangan GSM lebih menonjol.
TDMA (Time Division Multi Access) dan CDMA (Code Division Multiple Access)/2 Generation
FDMA, TDMA dan CDMA datang menggantikan era AMPS mari kita bahas 1 per satu
FDMA
FDMA adalah sistem multiple access yang menempatkan seorang pelanggan pada sebuah kanal berbentuk pita frekuensi (frequency band) komunikasi. Jika satu pita frekuensi dianggap sebagai satu jalan, maka FDMA merupakan teknik "satu pelanggan, satu jalan". Pada saat pelanggan A sedang menggunakan jalan itu, maka pelanggan lain tidak dapat menggunakan sebelum pelanggan A selesai. Jadi, kalau dalam waktu yang bersamaan ada 100 pelanggan yang ingin berkomunikasi dengan rekannya, maka sudah tentu diperlukan 100 pita frekuensi. Kalau setiap pita memerlukan lebar 30 Kilo Hertz (kHz) dan frekuensi yang digunakan berawal dari 890 Mega Hertz (MHz), maka:
• Pita frekuensi kanal 1 mulai dari 890 MHz hingga 890,030 Mhz
• Pita frekuensi kanal 2 mulai dari 890,030 MHz hingga 890,060 MHz
• Pita frekuensi kanal 3 mulai dari 890,060 MHz hingga 890,090 MHz
• dan seterusnya.
Sedangkan lebar total seluruh pita yang digunakan adalah:
100 x 30.000 Hz = 3.000.000 Hz = 3 MHz.
Artinya, jika frekuensi yang digunakan mempunyai batas bawah 890 MHz, maka batas atasnya adalah 893 MHz.
Akan tetapi, frekuensi yang tersedia untuk komunikasi bergerak dibatasi oleh peraturan yang ada karena frekuensi-frekuensi lain pasti digunakan untuk jatah keperluan yang lain pula. Sementara jatah frekuensi yang ada pun harus dibagi antarpenyelenggara telepon seluler. Karena itu, untuk memperbanyak kapasitas dengan jumlah kanal yang terbatas, digunakan trik-trik tertentu sesuai dengan strategi si penyelenggara.
TDMA
Berbeda dengan FDMA yang memberikan satu pita frekuensi untuk dipakai satu pelanggan, TDMA memberikan satu pita frekuensi untuk dipakai beberapa pelanggan. Jadi kanal-kanal komunikasi dirupakan dalam bentuk slot-slot waktu. Slot waktu adalah berapa lama seorang pelanggan mendapat giliran untuk memakai pita frekuensi. Satu slot waktu digunakan oleh satu pelanggan. Slot-slot waktu ini dibingkai dalam satu periode yang disebut satu frame. Jadi misalkan ada 10 pelanggan yang masing-masing adalah A, B, C, D, E, F, G, H, I, dan J, maka dalam satu frame terdapat 10 slot waktu yang merupakan giliran tiap pelanggan untuk menggunakan pita frekuensi yang sama.
Proses komunikasi multi-access dilakukan dengan menjalankan frame ini berulang- ulang sehingga akan muncul urutan giliran pemakaian saluran seperti: A-B-C-D-E-F-G-H-I-J-A-B-C-D- E-F-G-H-I-J-A-B-C-dan seterusnya. Tentu saja harus ada pembatasan jumlah pelanggan yang menggunakan satu pita frekuensi ini. Jika tidak dibatasi, periode frame akan terlalu panjang dan akibatnya timbul komunikasi terputus-putus yang mengganggu pembicaraan.
Karena sifatnya yang tidak kontinyu (tidak terjadi pemakaian pita frekuensi terus menerus oleh satu pelanggan dalam satu periode pembicaraan), maka teknik TDMA hanya dapat mengakomodasi data digital atau modulasi digital. Sehingga sinyal-sinyal analog yang akan dikirim, harus diubah menjadi format digital dahulu.
CDMA
Teknik CDMA adalah temuan yang lebih baru dibandingkan dengan FDMA dan TDMA. Teknik CDMA berawal pada tahun 1949 ketika Claude Shannon dan Robert Pierce (yang banyak jasanya untuk kemajuan teknologi telekomunikasi saat ini) menyampaikan ide dasar CDMA. Teknik ini merupakan temuan yang brilian karena kanal yang satu dengan lainnya tidak dibedakan dari frekuensi/FDMA atau waktu/TDMA yang secara awam lebih mudah dipahami, melainkan dengan perbedaan kode. Jadi pada CDMA, seluruh pelanggan menggunakan frekuensi yang sama pada waktu yang sama.
CDMA (juga disebut DSSS/ direct sequence spread spectrum) merupakan salah satu dari dua jenis teknik murni spread spectrum multiple access (SSMA). Jenis lainnya dikenal sebagai FHMA (frequency hopping spread spectrum). Kedua jenis ini tergolong SSMA karena sinyalnya tersebar (spread) pada spektrum pita frekuensi yang lebar. Pada CDMA, penyebaran sinyal diperoleh akibat proses perkalian data input (yang mempunyai waktu perubahan lambat) dengan kode PN (yang mempunyai waktu perubahan cepat).
Walaupun pita frekuensinya lebar, tegangan sinyal yang dihasilkan sangat kecil, menyerupai noise (bising) yang selalu menyertai gelombang radio. Sehingga apabila dimonitor oleh penerima lain, sinyal yang dipancarkan oleh pengirim berbasis CDMA hanya berupa noise (seolah-olah menunjukkan ketiadaan sinyal pancar) yang tidak mengganggu sinyal lain. Sifat CDMA yang lain adalah kemampuannya untuk tahan terhadap jamming (penutupan oleh sinyal yang lebih kuat) pada pita frekuensi sempit. Hal ini terjadi karena jamming pada pita frekuensi sempit itu tidak akan mengganggu sinyal-sinyal CDMA yang tersebar di pita frekuensi lain.
Walaupun begitu jika diterapkan pada telepon seluler, CDMA mempunyai masalah yang disebut near-far problem. Masalah ini terjadi akibat pemakaian pita frekuensi yang sama pada waktu yang sama. Akibatnya, pelanggan yang paling dekat dengan base station (BTS) akan mendominasi BTS karena sinyalnya diterima (oleh BTS) paling besar dibandingkan dengan pelanggan lain yang jaraknya lebih jauh. Bagi pelayanan yang baik, hal itu tidak diharapkan. Untuk mengatasinya dipakailah teknik power control. Teknik ini menyebabkan BTS memerintahkan ponsel pelanggan untuk mengurangi daya pancar (secara otomatis) ketika sinyalnya diterima paling besar. Sehingga seluruh pelanggan di areal cakupan BTS akan diterima dengan besar sinyal yang sama.
CDMA dapat dikombinasikan dengan teknik lain untuk menjadi teknik hibrid semacam: FCDMA yang merupakan kombinasi dari FDMA dan CDMA, TCDMA yang merupakan kombinasi dari TDMA dan CDMA. Juga ada DS-FHMA yang merupakan kombinasi dari CDMA/DSSS dengan FHMA.
http://www.spyrozone.net
Contoh teknologi dari TDMA adalah ponsel berteknologi GSM (Global System for Mobile Communication) yang sudah tak asing lagi bagi kita. GSM dan CDMA kemudian menjadi generasi kedua (2G). Dibandingkan CDMA, perkembangan GSM lebih menonjol.
GSM / 1G
GSM menggunakan teknologi akses gabungan antara FDMA(Frequency Division Multiple Access) dan TDMA (Time Division Multiple Access) yang awalnya bekerja pada frekuensi 900 Mhz dan ini merupakan standard yang pelopori oleh ETSI (The European Telecommunication Standard Institute) dimana frekuensi yang digunakan dengan lebar pita 25 KHz Pada band frekuensi 900 Mhz. Pita frekuensi 25 KHz ini kemudian dibagi menjadi 124 carrier frekuensi yang terdiri dari 200 KHz setiap carrier. Carrier frekuensi 200 KHz ini kemudian dibagi menjadi 8 time slot dimana setiap user akan melakukan dan menerima panggilan dalam satu time slot berdasarkan pengaturan waktu.
GSM memungkinkan untuk melakukan komunikasi langsung jarak jauh secara global. GSM berkembang cepat menuju layanan data bergerak,sehingga dapat mentransfer data dari satu titik ke titik lainnya. Disini lah perkembangan teknologi internet melalui ponsel muncul. Teknologi ini dinamakan GPRS.Teknologi GSM ini mendekati generasi ke tiga sehingga disebut dengan 2,5G.
GPRS (General Packet Radio Services)/ 2,5 Generation
GPRS atau 2,5G merupakan layanan komunikasi data berbasis paket yang dapat dilakukan melalui ponsel, sehingga ponsel tidak hanya dapat menerima panggilan atau sms saja ,tetapi juga dapat melakukan pengiriman data seperti e-mail, data gambar (MMS), dan internetan. Layanan GPRS dipasang pada jenis ponsel tipe GSM dan IS-136, berkecepatan mulai dari 56 kbps sampai 114 kbps, sehingga memungkinkan untuk melakukan transfer data melalui komputer.Karena GPRS dibuat berdasarkan komunikasi GSM (Global System for Mobile communication), maka secara teori akan lebih murah daripada sambungan telepon seluler jenis lainnya. Sekarang ini semua ponsel sudah memiliki koneksi jaringan ini, sepertinya ini merupakan hal minimal yang wajib digunakan pada setiap produk handphone sekarang. Dan hampir seluruh kota di indonesia bahkan desa, operator telah memasang teknologi ini.
EDGE-GPRS (E-GPRS)/ 2,75 Generation
EDGE (Enhanced Data rates for GSM Evolution) turut meramaikan teknologi komunikasi selular. Dengan EDGE, kecepatan pengiriman datanya 3 kali lebih cepat yaitu 256 Kbps. EDGE bisa dikategorikan sebagai generasi ke-2,75 atau 2,75G karena berada di antara 2,5G dan 3,5G. E-GPRS pun sudah banyak diaplikasikan pada ponsel sekarang, tetapi ponsel kelas menengah ke atas. E-GPRS belum 100% menjangkau seluruh wilayah indonesia, masih di daerah kota besar dan hanya sebagian wilayah kota kecil. Tetapi para provider seluler pun terus melakukan pengembangan di tiap wilayah, hanya masalah waktu yang lama.
UMTS (Universal Mobile Telecommunication Service)/3 Generation
UMTS atau yang biasa disebut 3G merupakan lanjutan dari GSM/GPRS/E-GPRS. Kecepatannya mencapai 384 kbps pada frekuensi 5 KHz. 3G memilih teknik WCDMA (Wideband CDMA)yang menggunakan frekuensi radio sebesar 5 Mhz pada band 1.900 Mhz (CdmaOne dan CDMA 2000 menggunakan spectrum frekuensi sebesar 1.25 MHz) dan menggunakan chip rate tiga kali lebih tinggi dari CDMA 2000 yaitu 3.84 Mcps (Mega Chip Per Second). Dengan 3G memungkinkan akses internet yang lebih cepat. 3G di Indonesia sekarang ini sudah mulai memasuki kota - kota kecil walaupun hanya di beberapa titik tergantung dari para provider seluler. Ponsel yang mendukung 3G masih terbilang mahal dan ditakuti karena harganya, walaupun sekarang sudah banyak yang murahnya tetapi tetap diatas 1 jt.
HSDPA (High Speed Downlink Packet Access) / 3.5 Generation
High-Speed Downlink Packet Access (HSDPA) merupakan kelanjutan dari UMTS/3G dimana memberikan kecepatan berkali - kali lipat dari 3G.HSDPA fase pertama berkecepatan4,1Mbps. Kemudian menyusul fase 2 berkecepatan 11 Mbps dan kapsitas maksimal downlink peak data rate hingga mencapai 14 Mbit/s. Teknologi ini dikembangkan dari WCDMA sama seperti EV-DO mengembangkan CDMA2000. HSDPA memberikan jalur evolusi untuk jaringan Universal Mobile Telecommunications System (UMTS) yang memungkinkan untuk penggunaan kapasitas data yang lebih besar (sampai 14,4 Mbit/detik download).
HSDPA merupakan evolusi dari standar W-CDMA dan dirancang untuk meningkatkan kecepatan transfer data 5x lebih tinggi. HSDPA memdefinisikan sebuah saluran W-CDMa yang baru, yaitu high-speed downlink shared channel (HS-DSCH) yang cara operasinya berbeda dengan saluran W-CDMA yang ada sekarang. Hingga kini penggunaan teknologi HSDPA hanya pada komunikasi arah bawah menuju telepon genggam. Berinternet mobile semakin banyak pilihan. Beberapa layanan siap menjadi teman yang diandalkan dikala membutuhkan akses internet di mana saja. Terlebih,saat ini sudah bisa menikmati layanan mobile broadband berbasis teknologi generasi 3,5 (HSDPA), yang mampu menyediakan kapasitas transfer data hingga 3,2 Mbps.Operator seluler yang kini menyediakan jasa itu diantaranya, Telkomsel, Indosat dan XL.
Dalam demilih layanan semua penyelenggara layanan 3,5G menjanjikan kecepatan tinggi. Tentunya dengan tarif yang tidak murah juga. 3,5G di Indonesia masih hanya beradap di kota - kota besar, itu pun juga hanya di beberapa titik saja. Ponsel yang memiliki teknologi ini adalah ponsel kelas atas, yang harganya 1,5jt ke atas.
Walaupun HSDPA downloadnya cepat, tetapi tetap saja uploadnya 128 kbps. Maka sekarang mulai ramai yang namanya HSUPA (High Speed Uplink Packet Access) yang mencapai kecepatan 5,76 Mbps. Tetapi teknologi ini di Indonesia masih terbilang baru. Jangankan HSUPA, 3G aja masih ngos - ngosan. Semoga teknologi - teknologi ini cepat menyebar luas di Indonesia, hanya masalah waktu dan biaya saja.